Selasa, 10 April 2012

TENAGA DAN PROSES GEOMORFIK


BAB I
PENDAHULUAN

 Permukaan bumi salalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sebagai akibat dari tenaga dan proses geomorfologi, baik yang berasal dari luar bumi (eksogen bersifat degradasi dan agradasi) maupun berasal dari dalam dalam bumi (endogen mencakup diastrofisme dan vulkanisme). Dalam membicarakan perubahan muka bumi yang bersifat degradasi (destruktif) dan agradasi (konstruktif), terlebih dahulu dikemukakan mengenai pengertian tenaga dan proses geomorfologi. Tanaga geomorfologi merupakan kekuatan yang menyebabkan permukaan bumi mengalami perubahan. Sedangkan proses geomorfologi yang maksud adalah kelangsungan perubahan sebagai akibat dari tenaga geomorfologi.
Secara garis besar, tenaga dan proses geomorfologi itu dapat dikelompokkan atas 3 golongan. Adapun mengenai Tanaga eksogen, merupakan tenaga dari luar bumi, tenaga ini menimbulkan proses perubahan pada permukaan bumi yang disebut proses eksogen atau proses epigen. Air yang mengalir di permukaan bumi, adanya angin yang bertiup, gletser yang bergerak, adanya gelombang dan arus laut, penyinaran matahari, hujan, turunnya salju dan sebagainya, merupakan kekuatan yang dapat menyebabkan terjadinya prose perubahan pada permukaan bumi. Perubahan tersebut di satu sisi perubahan bersifat merusak dengan proses memperendah bagian-bagian permukaan bumi (agradasi) dan di sisi lain bersifat membangun yaitu terjadi proses pengendapan (sedimentasi) terhadap daerah-daerah yang rendah melalui proses pengangkutan terhadap material hasil pengerusakan, sehingga sifatnya agradasi.
Proses degradasi dan agradasi tersebut biasanya disebut dengan istilah denudasi(denudation). Hanya saja pada istilah denudasi lebih dititik tekankan pada preoses perataan permukaan bumi sebagai akibat dari proses perendahan terhadap permukaan bumi yang menonjol, dan tidak disertai dengan penekanan pada daerah-daerah yang mengalami peninggian sebagai hasil dari proses penimbunan. Oleh karena itu, akan digunakan istilah gradasi yang mencakup degradasi dan agradasi. Tenaga eksogen akan menyababkan terjadinya proses degradasi dan agradasi. Proses degradasi terdiri dari pelapukan, erosi dan gerak massa batuan (masswasting).

BAB II
PEMBAHASAN

A.         TENAGA GEOMORFIK
Permukaan bumi selalu dan akan selalu mengalami perubahan sebagai akibat gomorfologi. Proses ini dapat berupa proses endogen (dari dalam bumi), proses eksogen ( dari luar bumi), maupun ekstraterestrial (angkasa, contoh meteor jatuh). Antara proses endogen dan eksogen saling berhubungan dimana apabila proses endogen terjadi (misal gunung meletus) maka proses eksogen akan menyertainya.
Berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai proses-proses yang bertugas mengubah bentuk muka bumi. Ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut:
1.             Tenaga Endogen
Merupakan tenaga dari dalam bumi yang membentuk konfigurasi permukaan bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer). Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Tenaga ini dapat berupa tektonisme (diastropisme), volkanisme, dan gempa.
a.       Tektonisme (diastropisme)
Tektonisme terdiri atas tenaga epirogenesa dan tenaga orogenesa. Tenaga epirogenesa merupakan proses pengangkatan (negative) atau penurunan (positive) letak bumi dalam wilayah luas dengan kecepatan relatif lambat. Contoh akibat dari tenaga epirogenesa positif adalah turunnya pulau-pulau di Indonesia Timur, dan akibat dari tenaga epirogenesa negatif adalah pengangkatan benua Asia. Sedangkan tenaga orogenesa merupakan pengangkatan pada daerah relatif sempit dalam waktu relatif singkat. Contoh dari tenaga ini adalah terbentuknya pegunungan lipatan di zone utara jawa timur (pegunungan kendeng). Tenaga ini biasa disebut sebagai tenaga pembentuk pegunungan.
b.       Proses Diastropisme
Proses diastropisme adalah proses strutural yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi. Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya puncak dan lembah disebut lipatan. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin). Proses datropisme juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapisan batuan retak-retak dan patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
c.     Volkanisme adalah
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi, baik melalui pipa kepundan maupun celah-celah batuan. Konfigurasi permukaan bumi yang dihasilkan oleh proses ini berupa bentuk lahan asal volkanik. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar lempeng.
Tanda-tanda akan terjadi letusan gunung api adalah sebagai berikut:
·         Kenaikan suhu udara disekitar gunung secara drastis.
·         Sering terjadi gempa sebagai aktivitas gunung api.
·         Bau belerang lebih menyengat dari biasanya.
·         Tumbuhan disekitar gunung pada layu.
·         Munculnya uap air panas.
·         Karbon dioksida muncul lebih berlebihan.
Gempa bumi adalah proses pergeseran permukaan bumi, baik disebabkan oleh tektonisme, volkanisme maupun terban (tanah runtuh). Gempa bumi ini kurang berperan dalam membentuk konfigurasi permukaan bumi dibandingkan kedua tenaga sebelumnya.
Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibedakan menjadi 3 (tiga), yakni: gempa tektonik, gempa volkanik, dan gempa runtuhan. Gempa volkanik disebabkan oleh aktivitas gunung api, gempa tektonik disebabkan akibat gerakan tektonik yakni patahan dan retakan, sedangkan gempa runtuhan disebabkan oleh akibat runtuhan atap gua (sering terjadi pada gua-gua di daerah berkapur). Dari ketiga macam gempa ini yang terkuat adalah gempa yang diakibatkan oleh proses tektonik dan volkanik.
2.      TENAGA EKSOGEN
Proses eksogen berlangsung pada permukaan bumi dan tenaganya berasal dari luar kulit bumi. Tenaga yang bekerja meliputi semua medium alami yang mampu mengikis dan mengangkut material di permukaan bumi. Tenaga ini dapat berupa pelapukan (baik pelapukan fisik, mekanis, organik, maupun campuran), gerakan massa batuan, longsor, dan erosi. Tenaga yang menggerakkan dapat berupa air mengalir, air tanah, gelombang, dan arus tsunami, angin dan gletser. Berdasarkan proses yang bekerja pada permukaan bumi dikenal proses fluvial, marin, eolian, glasial, pelapukan dan gerakan massa batuan. Akibat bekerjanya proses tersebut terjadilah proses gradasi yang terdiri atas degradasi dan agradasi.
Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi menyebabkan penaikan permukaan bumi. Pada proses degradasi tercakup proses pelapukan, gerak massa batuan dan erosi. Berlangsungnya proses eksogen tersebut dipengaruhi oleh faktor geologi (jenis batuan, struktur geologi, sikap perlapisan), iklim, topografi, vegetasi, dan tanah.
B.          PROSES-PROSES GEOMORFIK
Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebabnya yaitu benda-benda alam yang dikenal dengan nama geomorfic agent yaitu berupa angin dan air, termasuk di dalamnya golongan air yang meliputi : air permukaan, air tanah, gletser, gelombang, arus dan air hujan. Sedangkan angin terutama mengambil peranan yang penting di tempat-tempat terbuka seperti di padang pasir atau tepi pantai. Kedua penyebab ini dibantu dengan adanya gaya berat dan kesemuanya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap roman muka bumi, gaya-gaya yang bekerja dapat berasal dari gaya endogen dan gaya eksogen. Akibat adanya gaya-gaya tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada roman muka bumi misalnya membuat topografi lebih mendatar oleh gaya destruktif yang mengikis, meratakan, dan merendahkan permukaan bumi sehingga dekat dengan ketinggian muka air laut (disebut tahapan tua). Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan) geomorfologi tersebut menerus dan dapat berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.
Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut adalah sebagai berikut :
a.        Proses-proses epigen (eksogenetik)
·         Degradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.
·         Aggradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami), angin, dan glasier.
·         Akibat organisme (termasuk manusia)
b.      Proses-proses hipogen (endogenetik)
·         Diastrophisme (tektonisme)
·         Vulkanisme
c.        Proses-proses ekstraterrestrial, misalnya kawah akibat jatuhnya meteor.

1.      Proses Gradasional
Istilah gradasi (gradation) awalnya digunakan oleh Chamberin dan Solisbury (1904) yaitu semua proses dimana menjadikan permukaan litosfir menjadi level yang baru. Kemudian gradasi tersebut dibagi menjadi dua proses yaitu degradasi (menghasilkan level yang lebih rendah) dan agradasi (menghasilkan level yang lebih tinggi).

Tiga proses utama yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu :
v   Pelapukan
 Pelapukan dapat berupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu tempat, terjadi di permukaan, dan dapat merombak batuan menjadi klastis. Dalam proses ini belum termasuk transportasi.
 Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan, yakni:
·           Iklim. Terutama temperatur dan curah hujan
·           Vegetasi sebagai penutup dari sinar matahari secara langsung, sehingga akan memperlambat pelapukan mekanis. Vegetasi sebagai pemasok asam organik dan karbondioksida ( CO­2) kedalam tanah sehingga akan mempercepat pelapukan kimia.
·           Topografi. Berkaitan arah kemiringan tempat yang menghadap sinar matahari secara langsung akan mempercepat pelapukan.
·           Jenis batuan.
Pelapukan dibagi menjadi 3 (tiga), yakni: pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan organik. Pelapukan mekanis merupakan penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.


Pelapukan kimiawi merupakan pelapukan yang ditimbulkan oleh reaksi kimia terhadap massa batuan. Air, oksigen dan gas asam arang mudah bereaksi dengan mineral, sehingga membentuk mineral baru yang menyebabkan batuan cepat pecah. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas pelapukan kimiawi yakni sama seperti faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan pada umumnya. Jenis-jenis pelapukan kimiawi yakni: proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan oraganik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan serangga).
                                                                                      
v Perpindahan massa (mass wasting)

Perpindahan massa (mass wasting)dapat berupa perpindahan (bulk transfer) suatu massa batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang-kadang (biasanya)efek dari air mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum merupakan suatu media transportasi.
Gerakan massa batuan juga disebut dengan  perpindahan tanah atau batuan yang ada dilereng oleh pengaruh gaya berat (gravitasi) atau kejenuhan air. Mass wasting biasa terjadi pada lereng yang labil, yaitu lereng yang gaya menarik (shear strees)nya > gaya menahan (shear strenght). Untuk lereng yang stabil, shear strenght > shear strees sehingga tidak terjadi gerakan massa batuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mass wasting (gerakan massa batuan, yakni:
·           Kemiringan lereng, dimana semakin besar kemiringannya maka peluang terjadi gerakan massa batuan akan semakin besar dikarenakan gaya berat semakin besar pula.
·           Relief lokal, terutama yang mempunyai kemiringan lereng cukup besar misalnya kubah, perbukitan mempunyai peluang yang besar untuk terjadi mass wasting.
·           Ketebalan hancuran batuan diatas batuan dasar, makin tebal maka peluang untuk terjadinya mass wasting dikarenakan permukaan yang labil makin besar pula.
·           Iklim.
·           Gempa bumi.
·           Vegetasi.
·           Dan tambahan material di bagian atas lereng.
Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai klasifikasi mass wasting adalah sebagi berikut:
a.              Gerakan lambat (slow flowage).
·           Rayapan tanah (soil creep) yaitu gerakan massa tanah atau batuan secara lambat
·           Talus creep adalah rayapan puing-puing hasil pelapukan yang tertimbun di suatu lereng. Terjadi karena pengaruh gravitasi, yang tertimbun di suatu lereng. Terjadi karena pengaruh gravitasi, yang dibantu oleh air sebagai pendorong.
·           Rock creep yaitu gerakan massa batuan secara lambat menuruni lereng disebabkan karena gravitasi.
b.             Gerakan cepat (rapid flowage). Gerakan ini dikontrol oleh kejenuhan air pada massa batuan.
·           Earth flow adalah aliran massa batuan yang jenuh air menuruni lereng .
·           Mud flow yakni aliran hancuran batuan halus yang bercampur dengan air melalui lembah-lembah (saluran), terjadi di daerah beriklim kering.
c.              Gerakan sangat cepat (very rapid flowage). Gerakan ini dipengaruhi oleh gravitasi.


Cara untuk mencegah gerakan mass wasting adalah sebagai berikut:
·            Menanami lereng dengan vegetasi
·            Membuat teras-teras pada lereng
·            Bangunan di dekat lereng dibuatkan beton penahan
·            Dan usaha-usaha yang lain


v   Erosi
Erosi merupakan suatu tahap lanjut dari perpindahan dan pergerakan masa batuan. Oleh suatu agen (media) pemindah. Secara geologi (kebanyakan) memasukkan erosi sebagai bagian dari proses transportasi.
Erosi adalah suatu bagian dari proses geomorfologi, yaitu proses pelepasan dan terangkatnya material bumi oleh tenaga geomorfologis. Menurut Arsyad (1989), erosi adalah pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah daru suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Media dapat berupa aliran sungai, angin, gerakan massa tanah, dan lain-lain. Erosi sering juga disebut dengan pengikisan, baik berupa air, angin atau gletser.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya erosi, faktor tersebut adalah sifat hujan, kemiringan lerang dari jaringan aliran air, tanaman penutup tanah, dan kemampuan tanah utnuk menahan dispersi dan untuk menghisap kemudian merembeskan air ke lapisan yang lebih dalam. Morgan (1980) menyebutkan bahwa erosi merupakan interaksi antara faktor iklim, topografi, tanah, vegetasi, dan aktivitas manusia.
Jenis-jenis erosi menurut Morgan (1979) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
·            Erosi percik, yakni proses percikan partikel-partikel tanah halus yang disebabkan oleh pukulan tetes air hujan terhadap tanah dalam keadaan basah.
·            Erosi lembar, yakni erosi yang terjadi karena pengankutan/pemindahan lapisan tanah yang hampir merata di tanah permukaan oleh tenaga aliran perluapan. Kekuatan jatuh tetes-tetes hujan dan aliran perluapan merupakan penyebab utama erosi lembar.
·            Erosi alur, merupakan erosi yang terjadi karena adanya proses erosi dengan sejumlah saluran kecil (alur) yang kedalamannya.
·            Erosi parit, proses terbentuknya sama seperti erosi alur, akan tetapi tenaga erosinya berupa aliran limpasan, dan alur-alur yang terbentuk sudah sedemikian dalam sehingga sudah tidak dapt dihilangkan dengan pengolahan tanah secara biasa.

2.      PELAPUKAN BATUAN
Pelapukan merupakan suatu proses penghancuran batuan manjadi klastis dan akan tekikis oleh gaya destruktif. Proses pelapukan terjadi oleh banyak proses destruktif, antara lain :
·           Proses fisik dan mekanik (desintegrasi) seperti pemanasan, pendinginan, pembekuan; kerja tumbuh-tumbuhan dan binatang , serta proses-proses desintegrasi mekanik lainnya.
·           Proses-proses kimia (dekomposisi) dari berbagai sumber seperti : oksidasi, hidrasi, karbonan, serta pelarutan batuan dan tanah. Proses dekomposisi ini banyak didorong oleh suhu dan kelembaban yang tinggi, serta peranan organisme (tumbuh-tumbuhan dan binatang).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan antara lain :
·           Jenis batuan, yaitu komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan
·           Kondisi iklim dan cuaca, apakah kering atau lembab, dingin atau panas, konstan atau berubah-ubah.
·           Kehadiran dan kelebatan vegetasi
·           Kemiringan medan, pengaruh pancaran matahari, dan curah hujan.

Proses pelapukan berlangsung secara differential weathering (proses pelapukan dengan perbedaan intensitas yang disebabkan oleh perbedaan kekerasan, jenis, dan struktur batuan). Hal tersebut menghasilkan bentuk-bentuk morfologi yang khas seperti :
·           Bongkah-bongkah desintegrasi (terdapat pada batuan masif yang memperlihatkan retakan-retakan atau kekar-kekar).
·           Stone lattice (perbedaan kekerasan lapisan batuan sedimen yang membentuknya), mushroom (berbentuk jamur).
BAB III
PENUTUP

C.       KESIMPULAN
Permukaan bumi selalu dan akan selalu mengalami perubahan sebagai akibat gomorfologi. Proses ini dapat berupa proses endogen (dari dalam bumi), proses eksogen ( dari luar bumi), maupun ekstraterestrial (angkasa, contoh meteor jatuh).Antara proses endogen dan eksogen saling berhubungan dimana apabila proses endogen terjadi (misal gunung meletus) maka proses eksogen akan menyertainya.
Berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai proses-proses yang bertugas mengubah bentuk muka bumi. Ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Tenaga Endogen
2.      Tenaga eksogen
Proses-Proses Geomorfik
Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Proses-proses epigen (eksogenetik) :
·         Degradasi
·         Aggradasi
·         Akibat organisme (termasuk manusia)
b.      Proses-proses hipogen (endogenetik)
·         Diastrophisme (tektonisme)
·         Vulkanisme
c.       Proses-proses ekstraterrestrial, misalnya kawah akibat jatuhnya meteor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar